blog*spot
get rid of this ad | advertise here
[care for lupus ~ knock ur heart ~]
[care For Lupus]
Wednesday, June 30, 2004  
A letter from Syamsi Dhuha

Sahabat yang budiman,
Semoga keselamatan, rahmat dan keberkahan Allah SWT senantiasa menyertai kita dalam meniti kehidupan ini. Pengalaman jatuh bangun sebagai Odapus (Orang dengan Lupus) selama 4 tahun terakhir ini, menggerakkan hati dan “membuka” mata saya untuk juga peduli kepada OKM (Odapus kurang mampu). Mengapa? Karena Saya bersyukur masih bisa berikhtiar medis secara optimal. Tentu saja dengan konsekuensi biaya yang tidak sedikit. Berbagai upaya medis saya jalankan mulai dari minum obat dan pemeriksaan rutin laboratorium yang seperti kita ketahui mahal harganya, konsultasi ke berbagai Dokter dalam dan luar negeri dan menjalani perawatan dari Rumah sakit ke Rumah sakit serta dari meja operasi ke meja operasi. Dapat sahabat bayangkan betapa mahalnya sakit itu dan betapa berharganya nikmat sehat yang Allah karuniakan kepada kita.

Penyakit Lupus (tepatnya Lupus Eritematosus Sistemik) sering disebut penyakit auto-imun, dimana tubuh membuat antibodi dalam jumlah banyak, yang sifatnya bukan melindungi (antibodi seharusnya melindungi tubuh dari berbagai penyakit) tetapi justru merusak berbagai organ atau sistem tubuh sendiri.

Pengalaman keluar masuk rumah sakit, baik untuk berobat sendiri maupun mengunjungi dan berbagi rasa dengan banyak rekan sesama penderita Lupus maupun penderita penyakit lain membuat saya berfikir bagaimana nasib saya, apabila tidak memiliki cukup biaya untuk berobat. Apakah saya masih bisa bertahan seperti sekarang? Rasanya ceritanya akan lain dan mungkin akan berakhir pahit seperti nasib penderita lain yang selalu dihadapkan pada pilihan yang sulit antara membeli obat atau membeli makanan, dirawat di Rumah Sakit atau membayar kontrakan rumah.

Penderita penyakit (pasien) yang perlu kita bantu ada disekeliling kita. Ada si A yang istri seorang buruh pabrik, ada si B yang seorang putri satpam dan ada si C seorang pedagang kecil. Bagi saya pribadi maupun sahabat-sahabat sesama penderita, menjadi relawan merupakan perwujudan rasa syukur kepada Allah SWT , yang dengan karunia-Nya masih memberikan kesempatan hidup kepada kami. Bagi keluarga ataupun masyarakat pada umumnya menjadi relawan atau donatur merupakan bentuk kepedulian, bentuk simpati dan bentuk kasih sayang sesama makhluk-Nya . Lebih jauh lagi menjadi relawan atau donatur merupakan ladang amal dan insya Allah investasi akhirat apabila disertai dengan keikhlasan hati. Saya percaya bahwa Yang Maha Kuasa dan Maha Bijaksana akan melapangkan dada dan memudahkan jalan, apabila kita meluruskan niat dan menyempurnakan ikhtiar.
Semoga kita semua dapat menjadi hamba-Nya yang ikhlas dan memperoleh ridho-Nya. Amin.


Mengapa kita beramal?

Sahabat Yang budiman, bersedekah ternyata tidak selalu melalui harta, namun melalui dzikir atau bahkan sekedar ucapan yang baik pun sudah merupakan sedekah. Pembelajaran dari menghadapi musibah yang dialami diri sendiri maupun orang-orang disekeliling menyadarkan diri bahwa untuk meringankan beban orang yang tertimpa musibah khususnya sakit, tidak harus selalu dengan bantuan finansial. Tetapi juga dengan memberikan perhatian, dukungan moril, berbagi pengalaman dan informasi serta mampu menangkap hikmah dibalik musibah yang dialami.

Sangatlah penting, bagaimana kita bisa berempati terhadap kesulitan seorang sahabat yang gagal ginjal, dimana 3 dari 5 putra-putrinya menderita Talasemia. Bagaimana pula kita bisa berempati dengan seorang sahabat yang terkena kanker atau penyakit lain yang secara medis, tidak mungkin disembuhkan. Dalam kasus lain bagaimana pula caranya agar kita dapat memberikan semangat dan dorongan kepada sahabat muda Odapus yang ditengah keceriaan masa remajanya menjadi sangat terbatas ruang geraknya.
Marilah kita ringankan beban penderitaan sahabat-sahabat kita tersebut, dengan memulainya dari diri kita sendiri, memulai dari yang kecil dan memulainya saat ini juga. Menjadi relawan atau donatur di Yayasan Syamsi Dhuha, merupakan salah satu alternatifnya.

Silahkan ikuti jejak langkah sahabat Sugeng Santoso, Burlita Chan, Rina sfm, Irina Hasrita, Rosianingsih, Ratna Djuwita, Erwina Wigneswara, Machnan Kamaluddin, Adiani Aris, Kel.Hari Dwiyono,Bambang Triwiyono, Enni Endah Parwati, Kel. Achmad Noe’man, Suminar Budiarani, dr. Rini Mahendra, Sinta Permanasari, Eka Flori Fauzi, Kel.Rizal Prasetyo, Ir. Iyung Pahan, Natali Rianika, Anggihar Sriwardhani, Ibu Nursyam Achir, Kel. Helfi Halim, Kel. Agus Eko, Bpk. Iing Ahmad, Maulinawati, Nina, Soetiqno Leksono, Rita Adiningrat, Lely Setyaningsih, Hari Muhammad, Reza Syarief, Yenny H., M.Hidayat, New Interbat, Siti Qodariah, Kadwi, Edianto Prasetyo, dr.Andri Mulya, Sita Rositawati, Veena Devi, Kel.Mutiram, PT Dewhirst, dr.Syamsu Satari, Michael Tjoajadi, Makbul Sujudi, dr.Karmelita Satari, Siti Wahyuni, Bank Niaga, Dewi Sartika, Kel.Hendri Suardi, Sandrawati dan Dwina Septiani

Ingin menjadi relawan?
Luangkan sedikit waktu untuk menyumbangkan ide atau berbagi informasi melalui email: end@cbn.net.id seperti yang dilakukan oleh sahabat Paulus Agus dan Otto Sidharta, yang memberi masukan cara mengemas suatu acara agar tampil lebih menarik.
Sahabat juga dapat menyumbangkan keahlian di bidang design seperti yang dilakukan oleh sahabat Ilma Noe’man dan dalam bidang bahasa seperti yang dilakukan oleh sahabat Junny & Muti. Luangkan sedikit waktu, tenaga dan fikiran untuk membantu mengelola Yayasan Syamsi Dhuha, seperti yang dilakukan oleh sahabat Dilasari Hidayat yang memiliki back ground perbankan dan sahabat Dian Mustika dengan back ground sebagai therapist.
Atau barangkali sahabat dapat mengupayakan jalur obat murah, potongan pemeriksaan laboratorium, Dokter serta biaya perawatan Rumah Sakit, seperti yang diupayakan oleh DR.Andreanus Sumardji dan dr.Harini Wenas .

Dukungan yang diberikan sahabat sekalian, juga memacu semangat sahabat Odapus untuk juga berbuat sesuatu saat kondisi mereka stabil seperti yang dilakukan oleh sahabat Ai Nani dan Reny.


Ingin menjadi donatur?
Silahkan sampaikan donasi sahabat melalui:
Syamsi Dhuha Yayasan
Rek.No. 001 700 99 35
Bank Syariah Mandiri Hasanuddin- Jakarta

Dian Syarief
Rek.No. 301 091 7222
Bank Muamalat Indonesia kantor pusat-Jakarta.

Setelah menyetor/ mentransfer, mohon konfirmasi ke sekretariat dengan:

Dilasari Hidayat
Tlp 021-79194877 HP 0818891205
Jl. Pancoran Timur III No. 20
Pasar Minggu-Jakarta Selatan

Dian Syarief
Tlp 022-250 33 87, 25 33 050 HP 0813 2050 9446
Jl. Sekeloa Selatan II/2B, Komp. UNPAD
Sekeloa Bandung 40132
Tlp 021-73715 37 HP 0816 70 9391
Jl. Flamboyan Citra B2/19, Puri Flamboyan
Rempoa- Jakarta Selatan

Mohon cantumkan pula niat donasi sahabat apakah sebagai zakat atau infaq/sodaqoh. Karena pemanfaatannya, akan direalisasikan sesuai kelompok donasi:

Infaq/ sodaqoh untuk memberikan bantuan konsultasi, membentuk support group/ kelompok edukasi bagi penderita maupun keluarganya dan pelaksanaan berbagai acara seperti:
“Care for Lupus” yang bertujuan untuk meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap penyakit Lupus. Seperti yang berlangsung pada 16 Mei 2004 yang lalu
di Aula Barat ITB, Jl.Ganesa 10 Bandung.

Zakat akan direalisasikan dalam bentuk bantuan biaya perawatan Rumah Sakit, bagi penderita yang kurang mampu/ yang masuk 8 golongan mustahik (orang yang berhak menerima zakat).

Untuk keterangan lebih lanjut mengenai Yayasan dapat menghubungi Dian Syarief/ Dilasari Hidayat, di alamat sekretariat di atas. Semoga amal ibadah kita diterima oleh Allah SWT. Amin.


upay at 10:10 AM

Reading

Listening
Enya

Designed by Anja Stern (Brazil) at Blogskins
Powered by Blogger